Langsung ke konten utama

Pelakor ? Siapa yang patut disalahkan? Orang Ketiga atau Pasangan ?

Hey.. hey.. kembali lagi dong konten Romance Class, bersama dengan babang Rahmad Danan yang selalu setia menulis dan mendengarkan sambatan klean semua ehehhe :* Cium Jauh..

Dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Move On ? Sudah siap untuk meninggalkan kenangan manis? “ ternyata lumayan rame di DM IG saya mengenai “Orang Ketiga” atau kalo bahasa kerennya biasa disebut Pelakor.. hiiiihhh.. serem abis..

Maka dari itu, aku jadi kepikiran buat tulisan tentang “ Orang Ketiga “

Tapi sebelum itu ada drakor bagus nih, tentang orang ketiga juga ceritanya, nonton baru berapa episode aja udah bikin sakit kepala, sumpah ga boong.

Nah.. ada tuh Drakor yang lagi viral banget kemaren, yak betul.. “The World of Marriage”.

Kuceritain dikit nih sinopsisnya, ada sebuah keluarga kecil bahagia, punya anak satu. Si suami namanya Tae Oh, Si istri namanya Ji Sun Wo. Suatu hari kecurigaan Sun Wo muncul ketika ditemukan rambut di syal suaminya dan lipstick, yang tentunya bukan punya Sun Wo, selidik punya selidik, Sun Wo membuntuti suaminya kemanapun pergi, puncaknya adalah ketika sang suami ngerayain ulang tahun, Sun Wo sadar akan gerak gerik suaminya berpegangan tangan dan cukup intim dengan wanita lain, Da Kyung. Dan seterusnya.. gitu deh pokoknya..

Nah.. itu cerita dikitnya.

Coba tonton deh, asli bikin sakit kepala. Ahahahah :v

Oke, mari kita bedah, walaupun kita pake nya dari cerita drakor gamasalah, intinya hampir sama seperti yang kalian alami kok. So, here we go.. siapkan kudapan dan secangkir the atau kopi senja kesukaanmu, Let’s burn out...!!!!

Di media massa mana pun, khususnya di internet, masalah selingkuh sudah mengecil jadi sangat spesifik ke tema orang ketiga yang sudah berganti nama jadi pelakor atau pebinor. Siapa pun yang sudah mendapat stempel pebinor atau pelakor, mustahil mendapatkan kata maaf dari netizen. Tidak percaya? Coba saja cek berita atau thread di twitter soal putus cinta yang disebabkan pihak ketiga, Kamu akan menemukan deretan hujatan dari netizen yang ditujukan ke orang ketiga, pelakor, atau pebinor.

Lucunya, mayoritas orang sama sekali tidak berpikir bahwa penyebab utama selingkuh adalah kedua pasangan itu sendiri, bukan orang ketiga. Kamu juga tidak berpikir ke situ ‘kan?

Begini saja deh, kalau hubungan kedua pasangan itu baik-baik saja, saling menghargai tindakan dan perhatian pasangannya, komunikasi keduanya terjalin dengan baik, mampu menyelesaikan masalah-masalah hubungan dengan kepala dingin, apa mungkin mereka pindah ke lain hati?

Tentu saja tidak!

Hubungan cinta seperti bekerja. Kalau hubungan kerjanya baik, maka tawaran-tawaran indah dari pihak ketiga cuma jadi angin lalu. Beda cerita kalau hubungan kerjanya penuh tekanan, tidak menyenangkan, kolot, dan cekcok berhari-hari, sangat memungkinkan salah satu pihak akan menoleh ke pihak ketiga yang menawarkan sesuatu yang lebih kemilau, menguntungkan, dan membahagiakan.

Saya bukannya membenarkan tindakan pihak ketiga, saya hanya memberitahu bahwa melimpahkan seluruh kesalahan ke pihak ketiga sama sekali tidak ada gunanya. Mendamprat, melabrak, dan menghujat pihak ketiga tidak serta merta membuat hubungan membaik. Itu seperti minum parasetamol saat batu ginjal Kamu kumat, terasa enak padahal itu cuma sementara karena sumber penyakitnya belum disembuhkan.

Terus apa yang harus Kamu lakukan kalau terjadi pasangan Kamu ketahuan selingkuh atau malah diri Kamu sendiri yang selingkuh?

Rasanya Kamu tidak akan menyukai tulisan saya ini. Tercatat 74% pria dan 68% wanita mengaku akan berselingkuh jika merasa bisa menyembunyikannya, demikian hasil survei tahun 2014 kemarin. Menurut Statistic Brain, 57% pria dan 54% wanita mengaku pernah berselingkuh; angka ini sebenarnya pasti lebih besar lagi karena ada orang-orang yang tidak mau mengaku.

Ini bukan informasi yang memberikan semangat, jadi jika Kamu merasa tidak siap untuk menerima realita, silakan tutup tulisan saya ini dan buka situs lucu-lucuan saja.

Saya tidak tahu bagaimana perasaan Kamu membaca angka-angka di atas. Mungkin Kamu termasuk orang yang disiplin dan optimis bahwa Kamu atau pasangan Kamu tidak akan berselingkuh.

Realitanya, motif untuk berselingkuh merupakan salah satu sifat alami manusia. Bertentangan dengan anggapan umum, perselingkuhan tidak selalu terjadi karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam hubungan. Penelitian pada tahun 1985 mencatat 56% pria dan 34% wanita yang berselingkuh mengakui bahwa pernikahannya sangat membahagiakan. Ini berarti ada faktor lain yang membuat manusia mendambakan hubungan ekstra tersebut.

Pada tahun 2010, Binghamton University meneliti keberadaan dopamine receptor D4 polymorphism (DRD4 gene) dalam DNA setiap manusia. Para peneliti menemukan ada variasi bentuk gen DRD4 itu yang membuat pria lebih bergairah mencari tantangan/kepuasan dengan orang lain di luar pasangannya. Penelitian University of Queensland tahun 2014 kemarin menemukan bahwa 63% kasus pria selingkuh dan 40% kasus wanita selingkuh terkait karena pengaruh unsur genetik. Mereka juga menemukan sebuah variasi gen bernama AVPR1A yang membuat wanita lebih bergairah untuk berselingkuh.

Selain kedua gen itu, motif berselingkuh juga bisa ditemukan dalam hormon: pria dengan kadar testosteron tinggi atau wanita dengan kadar estradiol tinggi cenderung mudah terpicu menginginkan orang lain di luar pasangan resminya. Keberadaan unsur-unsur biologis itu memang tidak otomatis membuat seseorang berselingkuh, namun dicurigai menambah motivasi/dorongan jika berada dalam kesempatan yang tepat.

Dengan kata lain, ada sebagian orang yang memang secara alami berbakat selingkuh.. sampai-sampai ada yang memelihara anggapan bahwa selingkuh bisa memperkuat pernikahan.

Tentu ada sebagian orang lainnya tidak cukup beruntung (atau sial?) menerima potensi/bakat genetik untuk berselingkuh. Apakah orang-orang tanpa variasi DRD4, AVPR1A, testosteron/estradiol tinggi bisa aman bebas dari gairah berselingkuh? Menurut saya tidak, mereka tetap akan berselingkuh karena ketidaksetiaan juga sangat terkait keadaan dan interaksi sosial.

Jika seseorang bisa dipengaruhi oleh lingkungan untuk menyakiti orang lain (baca tentang Milgram Experiment), kira-kira seberapa mudahkah seseorang dipengaruhi untuk meraih kenikmatan (baca: selingkuh)? Jawaban saya: keterlaluan sangat mudah dan alamiah.

Ada tiga social hacks yang seseorang lakukan sehingga ‘terjerumus’ berselingkuh.

Langkah pertama, Kamu menyangkal dan mendefinisikan keakraban dengan sang lawan jenis lain sebagai sebatas teman ngobrol atau teman main. Bisa jadi itu benar, alias Kamu tidak berniat selingkuh. Kamu berkali-kali menyakinkan diri sendiri dan pasangan bahwa si teman chatting itu cuma-teman-saja, sambil tanpa sadar melakukan langkah kedua: menutupi intensitas interaksi Kamu dengan si cuma-teman-saja, misalnya dengan tidak bercerita tentangnya, tidak memperkenalkan dengan pasangan, menghapus chat log, curi-curi waktu mengobrol dengannya, dsb.

Maksud Kamu baik: menutupi agar pasangan tidak parno berpikir aneh-aneh tentang Kamu dan si cuma-teman-saja. Tapi efek samping dari kerahasiaan itu adalah terciptanya dunia eksklusif antara Kamu dan si cuma-teman-saja yang asyik, bagai permainan baru yang tersembunyi dan menegangkan (baca tentang dopamin).

Seiring waktu, interaksi seru Kamu dengan si cuma-teman-saja jadi lebih ada sensasi rasanya dibandingkan interaksi Kamu dengan pasangan yang makin begitu-begitu saja. Ketika Kamu dan pasangan alami konflik, secara alamiah Kamu melakukan langkah ketiga: berkeluh kesah tentang masalah pasangan/hubungan Kamu kepada si cuma-teman-saja.

Tentu Kamu akan mendapat kenikmatan berupa simpati, pembelaan, kelegaan, dsb dari si cuma-teman-saja. Sementara dari pasangan, Kamu merasa cuma menerima konflik, tekanan, dan hal-hal jenuh lainnya. Jika sudah sampai di titik ini, tidak peduli ada gen DRD4/AVPR1A atau tidak, Kamu akan terdorong memelihara rasa spesial dengan si cuma-teman-saja. Pendek kata, Kamu sedang dalam jalur berselingkuh.

Bibit perselingkuhan tersebut sudah terjadi sejak lama (tepatnya sejak langkah kedua di atas), Kamu cuma baru menyadarinya saja.

Saya ingin Kamu mengakhiri bacaan ini dengan kesimpulan bahwa sehebat apapun Kamu memilih pasangan dan memegang prinsip, Kamu tidak akan pernah sepenuhnya aman dari potensi selingkuh.

Tren perselingkuhan tentu juga sama maraknya di kalangan psikolog, coachestherapists, motivator, inspirator, dan berbagai profesi konselor lainnya. Tidak perlu jauh-jauh, seperti saya sebut di atas saya pun pernah menyelingkuhi dan diselingkuhi.

Ini adalah realita pahit tentang selingkuh yang jarang sekali berani diakui, namun selalu terjadi di sekeliling kita. Di sepanjang hidup ini Kamu pasti akan pernah beberapa kali terlibat selingkuh, sengaja maupun tidak dan sebagai pelaku maupun sebagai korban. Segala sesuatu selingkuh pada waktunya, karena kalau infant mengalami masa infancy maka adult juga mengalami masa adultery.

Tentu ini tidak berarti justifikasi untuk melakukan perselingkuhan. Saya hanya ingin mengungkapkan sebuah perspektif yang jarang sekali disadari orang. Daripada sok memusuhinya (tapi munafik diam-diam melakukannya), lebih baik kita berusaha menerimanya sebagai bagian kecil dari hubungan, sambil merenungkan situasi apa saja yang bisa memicunya, bagaimana kita bisa meminimalisir potensinya, dan perbaikan apa yang akan kita lakukan jika sadar sedang terlibat di dalamnya.

Menurut saya rajin mempertanyakan diri sendiri ketiga hal itu adalah kunci yang bisa menyelamatkan hubungan dan pernikahan Kamu.

Salah satu tokoh pernah berkata, “Extinction is the rule. Survival is the exception,” saat membahas tentang evolusi manusia dalam bukunya, The Varieties of Scientific Experience. Bicara tentang evolusi hubungan cinta, saya juga punya pKamungan yang berbunyi hampir senada: selingkuh adalah kewajaran, setia adalah pengecualian.. atau lebih tepatnya, keahlian.

Kamu boleh setuju ataupun tidak setuju dengan pandangan saya ini, tugas saya hanyalah membisikkan sedikit edukasi agar Kamu bisa lebih tenang dan bijak bila nanti tiba waktunya.

Tak dipungkiri bahwa wanita akan lebih berpotensi untuk jadi selingkuhan, terbukti dengan banyaknya kasus istri “simpanan” dan banyaknya wanita yang mau dijadikan istri kedua, ketiga, bahkan keempat. Hal ini menunjukkan bahwa wanita sangat rentan akan  jatuh cinta. Wanita akan merasa senang jika ia tahu bahwa dirinya dicintai dan diinginkan. Makanya, mereka lebih susah berpikir dengan logika saat perasaan cinta datang.

Wanita tak mampu menolak jika seseorang datang mengisi hatinya yang kosong walaupun ia tahu jika pria yang mendekatinya sudah memiliki pacar/istri.

Jika begini siapa yang salah?

Biasanya kasus jadi selingkuhan, saat masih berstatus pacaran hanya sekadar main-main.

Ah, gue nggak serius sama dia. Dia kan udah punya pacar. We’re just having fun.”

Tapi, “bersenang-senang” yang mereka ucapkan ternyata malah membawa petaka. Karena sadar nggak Ladies, bahwa wanita sangat mudah terbawa suasana. Awalnya main-main, tiba-tiba jadi suka beneran dan nggak bisa ninggalin pacarnya.

Kasus lain, yang memicu seseorang menjadi selingkuhan adalah karena terlalu dekat saat curhat. Berawal dari teman dan kamu sendiri yang sering curhat sama teman pria yang sudah punya pacar. Hati-hati Ladies bahwa pria juga sering melihat kesempatan yang ada meskipun ia sudah punya pacar. Apalagi jika kamu memiliki wajah yang menarik bagi mereka. Awalnya cuma curhat karena gebetan yang kamu suka di kampus nggak pernah nanggapi, lama-lama kamu sadar bahwa “teman curhatmu” ini lebih perhatian dan peduli sama kamu. Dan pria melihat kesempatan ini untuk bisa “menjaring” kamu. Dan kamu terjebak menjadi selingkuhan.

Pertanyaannya, jika begini siapa yang salah menurut kalian?



Lucunya nih Ladies, saat kita menjadi selingkuhan kita seolah menjadi pemilik utama dari si pria tersebut. Kita lupa bahwa tindakan kalian salah karena terlalu mementingkan hati daripada logika. Lupa bahwa ia memiliki pacar yang sesungguhnya. Padahal kamu hanya selingkuhan yang keberadaannya biasanya disembunyikan oleh lelaki yang kalian cintai itu.

Dan Ladies, yang lebih lucunya, saat si pacar sesungguhnya tahu bahwa kalian adalah selingkuhan pacarnya. Kalian akan bertengkar. Dua wanita yang disakiti oleh pria yang sama malah bertengkar dan memperebutkan pria yang kalian sadari bahwa ia brengsek. Saya sadari bahwa wanita memiliki sifat kompetisi yang tak mau kalah dengan wanita lain, apalagi wanita yang telah merebut kekasihnya. Mereka tak berpikir untuk meninggalkan pria tersebut.

Maka terjadilah kompetisi pihak yang tersakiti dan pihak yang menyakiti. Dan si pria biasanya hanya diam, menonton hasil kerjanya menjaring dua wanita.

Kompetisi di antara dua wanita sangat ketara dengan melihatnya mereka secara diam-diam mengadu apa yang dimiliki, mulai dari skill, kecantikan, kecerdasan, bahkan kemampuannya secara finansial terbukti bahwa wanita mampu menyingkirkan wanita lain hanya dengan menunjukkan merek tas yang mereka miliki.

Saya sadari bahwa wanita sangat berbeda jika dibandingkan gaya kompetisi pria. Kamu bisa melihat pria yang bisa saling tonjok hanya karena wanita. Sedangkan wanita masih merasa gengsi untuk bertengkar hanya karena pria. Makanya kompetisi dilakukan dengan cara yang “halus” dan sembunyi-sembunyi. Di luar mereka terlihat biasa dan saling sapa seolah tak ada yang merasa tersakiti, padahal diam-diam mereka mulai mengadakan persaingan. Seperti mereka berkompetisi membuat dirinya lebih menarik agar si pria tertarik dibandingkan wanita selingkuhannya/pacar sesungguhnya. Hati-hati Ladies, membenci wanita hanya akan membuat kalian tanpa sadar serupa dengannya, karena di pikiran kalian hanya dipenuhi wanita saingan tersebut sehingga tanpa sadar mengikuti gaya mereka.

Kasus perselingkuhan tak lagi membuat wanita-wanita tersebut meninggalkan si pria. Mereka akan tetap di samping pria dan menunggu siapa yang akan dipilih oleh si pria. Berharap mendapatkan si bad boy dan merasa menang. Memang, pesona bad boy terasa lebih menantang ketimbang dengan pria baik-baik. Mereka dianggap mampu membahagiakan wanita karena lebih berpengalaman. Mereka tahu bagaimana membuat wanita merasa diinginkan makanya wanita tak semudah itu meninggalkan, meskipun sudah disakiti.

Tragis.

Ladies, saat kalian berada di posisi menjadi selingkuhan atau berpikir seperti itu (dengan alasan hanya main-main sekalipun) sebaiknya dihentikan ladies. Karena itu hanya akan membuat martabat kalian sebagai wanita sangat buruk. Kalian menyakiti sesama kaum wanita.

Karena ingat ladies, jika kalian sudah mendapat pria ini seutuhnya—di mana ia meninggalkan pacarnya dan lebih memilih kamu, tak menutup kemungkinan ia juga akan mencari wanita lain. Karena selingkuh itu seolah candu dan membuat pria menyukainya. Pria menganggap bahwa ia diinginkan oleh banyak wanita makanya ada kemungkinan ia akan mengulanginya lagi.

Dan ZONK! kamu merasakan apa yang dirasakan wanita yang menjadi saingan kamu dulu.

Ladies, jangan mau menjadi wanita bodoh hanya karena dia bad boy. Ia memang jago membahagiakan kamu, tapi ia juga sangat jago menyakiti kamu.

Ingat, Ladies jangan mau jadi selingkuhan, ya.

Memang sih, nggak semua “orang ketiga” ini merupakan pihak yang bersalah atau pihak yang perlu bertanggung jawab akan putusnya hubungan asmara orang lain. Kadang, bisa jadi pria/wanita di dalam hubunganlah yang berniat selingkuh atau tergoda dengan si “orang ketiga”, tanpa disadari oleh pihak ketiganya. Sehingga hasilnya seakan-akan pihak ketiga ini yang ingin menghancurkan hubungan asmara.

Tapi, nggak menutup kemungkinan juga kalau “orang ketiga” ini menyukai pasanganmu dan berniat memisahkan kalian berdua. Dia terus datang mengusik hubungan kalian. Awalnya kamu dan pasangan bisa menahan diri dan mengacuhkan si pihak ketiga. Tetapi, lama-kelamaan kehadiran dirinya dapat membuat kamu dan pasangan jadi saling bertengkar, saling curiga, hingga bisa berakhir dengan kata putus.

Nggak mau terjadi seperti itu kan?  Kamu bisa mencegah hadirnya “orang ketiga” dalam kehidupan asmaramu kok. Pun kalau ia datang, seenggaknya kamu dan pasangan bisa mengantisipasinya dengan baik.

Inilah 4 tipsnya.

  1. Jadi Lebih Sensitif, Namun Nggak Berlebihan

Kamu harus lebih waspada dengan setiap orang yang berpotensi jadi pihak ketiga dalam hubunganmu. Bukan berarti kamu jadi orang yang insecure, yang posesif, yang jadi menuduh semua lawan jenis di sekitar kalian adalah pihak ketiga dalam hubunganmu. Cukup jadi lebih sensitif saja. Kamu nggak akan pernah tahu, bisa jadi temanmu sendiri yang akan menjadi pihak ketiga dalam hubungan asmaramu, atau mungkin mantan yang lama hadir kembali dan ingin balikan. Who knows?

  1. Jaga Jarak dengan Orang-Orang Tertentu

Kalau kamu merasa ada orang yang mencoba bersikap baik seperti pacar padamu atau pada pasangan (misalnya mantan atau teman terdekat), lebih baik wasapada dan jaga jarak dengan dirinya. Memang belum sepenuhnya benar bahwa dia menyukai kamu atau pasangan, tetapi jauh lebih baik menjaga jarak dengan orang seperti itu. Kalian berdua perlu menjaga perasaan satu sama lain. Tentunya kamu nggak ingin ada orang lain yang bersikap lebih mesra pada pasanganmu, melebihi kamu sendiri bukan?

  1. Tetap Fokus Pada Hubunganmu

Jangan sampai kehadiran “orang ketiga” mengubah pusat perhatian kamu. Tadinya kamu fokus pada pasangan, sekarang kamu malah memikirkan si pihak ketiga itu terus-menerus. Lama-lama kamu baru menyadari bahwa pasanganmu kehilangan perhatianmu, dan dia mendapatkan kasih sayang dari si pihak ketiga itu. Jadi, lebih baik tetap jaga perhatianmu pada pasangan. Tingkatkan kedekatan dan keharmonisan hubungan kalian berdua. Jangan berikan kesempatan si pihak ketiga untuk bisa memberikan perhatiannya pada pasangan atau padamu.

  1. Selesaikan Masalah Bersama-sama

Kalau ada masalah yang terjadi dalam hubunganmu, lebih baik selesaikan dengan baik dan tuntas. Bila kesalahan yang sama terus terjadi berulang kali, kamu maupun pasangan bisa merasa bosan. Saat seperti inilah yang menjadi kesempatan bagus untuk pihak ketiga hadir dalam hubungan kalian. Pihak yang merasa bosan pun mudah tergoda untuk berselingkuh.

Selain 4 tips di atas, kamu dan pasangan perlu menanamkan komitmen untuk saling setia dan bertahan pada satu sama lain. Kamu dan pasangan harus berusaha menciptakan hubungan yang harmonis dan menyenangkan. Dengan begitu, “orang ketiga” pun akan susah masuk dalam hubunganmu.

Okay.. sampai sini saja tulisan Romance Class ;) udah banya juga yang dibahas wkwkwkw..

Yang mau bertanya sila komen atau DM di twitter atau instagram saya @rahmaddanan, tanya apapun bab Romansa, pasti dijawab.

So.. Thanks for read my paper, and stay happy n charming ;)

RahmadDanan

RomanceClass

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua akan selingkuh pada waktunya~ #ExplicitContent

Heyhalo sobat romansa dimanapun klean berada, jumpa lagi dengan konten Romance Class yang sedikit sok tau banya benarnya :p Tulisan ogud kali ini bersumber dari keresahan dari beberapa orang yang pernah mengalami diselingkuhi oleh pasangan. Kalo kalian bertanya, siapa sih yang patut disalahkan kalo ada yang selingkuh? Disini semua jawabannya : https://rahmaddananjaya.blogspot.com/2020/09/pelakor-siapa-yang-patut-disalahkan.html Semua akan Selingkuh pada waktunya, ya benar. Yang akan kita bahas adalah.. Apa faktor penyebab seseorang itu Selingkuh ? Bagaimana cara memperkecil faktor kita untuk Selingkuh? Apakah kesetiaan itu hanya fiktif belaka?   Sebelum masuk ke pembahasan, siapkan kudapan dan minuman ringan kalian, ambil posisi duduk yang paling nyaman, and here we go.. Selingkuh adalah  istilah  yang umum digunakan terkait perbuatan atau aktivitas yang tidak  jujur  terhadap pasangannya, baik  pacar ,  suami , atau  istri ...

6 Hal Penting yang Harus Kamu lakukan saat First Date

Haloo.. sobat romansa yang dirahmati oleh Allah Swt.. Akhirnya muncul lagi nih setelah lama konten Romance Class  lama ilang, alias sibuk banget sih belakangan ini, jadi baru sempat ini ehehe.. First Date alias Kencan pertama adalah momen dimana kamu bertemu tatap muka dengan gebetanmu pertama kali, yangmana sebelumnya kalian berdua sudah chat/mengobrol lewat Pesan Pribadi secara intens. Seringkali momen First Date ini menjadi penentu keberhasilan kamu untuk melangkah ke Kencan selanjutnya, atau bisa jadi sebaliknya, kencan berikutnya tidak akan terjadi. Kenapa? Karena kamu telah gagal memenuhi ekspektasi gebetanmu. So, biar ga terjadi kegagalan dan kamu bisa lanjut untuk kencan berikutnya, inilah 6 Hal Penting yang Harus kamu lakukan saat First Date (Romantic Date) : 1.    Penampilan Kalo kalian sering mendengar pepatah “ Don’t judge the book by the Cover”   , mulai sekarang kalian hapus pepatah itu dari kamus kalian saat akan pergi First Date. Sesungguhnya penampil...

Kutukan Si Dukun Curhat~

Heyhallo.. sobat romansa yang dirahmati oleh Allah swt, mari kita heningkan cipta sejenak bagi rekan rekan di sekeliling kita yang gugur di medan juang, yang sudah rela berkorban jadi pendengar yang baik dan ngasih solusi saran ina inu, tapi cuma dianggap sebagai temen aja alias friendzone sama gebetannya, aowkwkwkwkwk.. :v Saya yakin ada banyak di antara Anda yang sehari-harinya terkenal sebagai sang konselor sejati , tempat tumpahan lirih dari bidadari-bidadari yang sedang terluka. Mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa kali Anda mendengar teman-teman wanitamu  curhat  tentang pria mereka yang kurang ajar, tidak tahu diri. Seribu satu macam cerita yang membuat jiwa humanis dan heroik Anda bergetar ingin ’menyelamatkan’ si wanita cantik, sambil diam-diam juga ngarep sama dia! Tapi entah mengapa, tak peduli berapa banyak nasehat yang Anda beri, tentang kenapa pria itu seharusnya ditinggalkan, atau mengumpulkan bukti-bukti hubungan mereka tidak sehat, wanita it...