Hey.. hey.. kembali lagi dong konten Romance Class, bersama dengan babang Rahmad Danan yang selalu setia menulis dan mendengarkan sambatan klean semua ehehhe :* Cium Jauh..
Dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Move On ?
Sudah siap untuk meninggalkan kenangan manis? “ ternyata lumayan rame di DM IG
saya mengenai “Orang Ketiga” atau kalo bahasa kerennya biasa disebut Pelakor..
hiiiihhh.. serem abis..
Maka dari itu, aku jadi kepikiran buat tulisan tentang
“ Orang Ketiga “
Tapi sebelum itu ada drakor bagus nih, tentang orang
ketiga juga ceritanya, nonton baru berapa episode aja udah bikin sakit kepala,
sumpah ga boong.
Nah.. ada tuh Drakor yang lagi viral banget kemaren,
yak betul.. “The World of Marriage”.
Kuceritain dikit nih sinopsisnya, ada sebuah keluarga
kecil bahagia, punya anak satu. Si suami namanya Tae Oh, Si istri namanya Ji
Sun Wo. Suatu hari kecurigaan Sun Wo muncul ketika ditemukan rambut di syal
suaminya dan lipstick, yang tentunya bukan punya Sun Wo, selidik punya selidik,
Sun Wo membuntuti suaminya kemanapun pergi, puncaknya adalah ketika sang suami
ngerayain ulang tahun, Sun Wo sadar akan gerak gerik suaminya berpegangan
tangan dan cukup intim dengan wanita lain, Da Kyung. Dan seterusnya.. gitu deh
pokoknya..
Nah.. itu cerita dikitnya.
Coba tonton deh, asli bikin sakit kepala. Ahahahah :v
Oke, mari kita bedah, walaupun kita pake nya dari
cerita drakor gamasalah, intinya hampir sama seperti yang kalian alami kok. So,
here we go.. siapkan kudapan dan secangkir the atau kopi senja kesukaanmu,
Let’s burn out...!!!!
Di media massa mana pun,
khususnya di internet, masalah selingkuh sudah mengecil jadi sangat spesifik ke
tema orang ketiga yang sudah berganti nama jadi pelakor atau pebinor. Siapa pun
yang sudah mendapat stempel pebinor atau pelakor, mustahil mendapatkan kata
maaf dari netizen. Tidak percaya? Coba saja cek berita atau thread di twitter
soal putus cinta yang disebabkan pihak ketiga, Kamu akan menemukan deretan
hujatan dari netizen yang ditujukan ke orang ketiga, pelakor, atau pebinor.
Lucunya, mayoritas orang
sama sekali tidak berpikir bahwa penyebab utama selingkuh adalah kedua pasangan itu sendiri, bukan orang
ketiga. Kamu juga tidak berpikir ke situ ‘kan?
Begini saja deh, kalau
hubungan kedua pasangan itu baik-baik saja, saling menghargai tindakan dan
perhatian pasangannya, komunikasi keduanya terjalin dengan baik, mampu
menyelesaikan masalah-masalah hubungan dengan kepala dingin, apa mungkin mereka
pindah ke lain hati?
Tentu saja tidak!
Hubungan cinta seperti
bekerja. Kalau hubungan kerjanya baik, maka tawaran-tawaran indah dari pihak
ketiga cuma jadi angin lalu. Beda cerita kalau hubungan kerjanya penuh tekanan,
tidak menyenangkan, kolot, dan cekcok berhari-hari, sangat memungkinkan salah
satu pihak akan menoleh ke pihak ketiga yang menawarkan sesuatu yang lebih
kemilau, menguntungkan, dan membahagiakan.
Saya bukannya membenarkan
tindakan pihak ketiga, saya hanya memberitahu bahwa melimpahkan seluruh
kesalahan ke pihak ketiga sama sekali tidak ada gunanya. Mendamprat, melabrak,
dan menghujat pihak ketiga tidak serta merta membuat hubungan membaik. Itu
seperti minum parasetamol saat batu ginjal Kamu kumat, terasa enak padahal itu
cuma sementara karena sumber penyakitnya belum disembuhkan.
Terus apa yang harus Kamu
lakukan kalau terjadi pasangan Kamu ketahuan selingkuh atau malah diri Kamu
sendiri yang selingkuh?
Rasanya Kamu tidak akan menyukai tulisan saya
ini. Tercatat 74% pria dan 68% wanita mengaku akan berselingkuh jika merasa
bisa menyembunyikannya, demikian hasil survei tahun 2014 kemarin. Menurut
Statistic Brain, 57% pria dan 54% wanita mengaku pernah berselingkuh; angka ini
sebenarnya pasti lebih besar lagi karena ada orang-orang yang tidak mau
mengaku.
Ini bukan informasi yang memberikan
semangat, jadi jika Kamu merasa tidak
siap untuk menerima realita, silakan tutup tulisan saya ini dan buka situs
lucu-lucuan saja.
Saya tidak tahu bagaimana perasaan Kamu
membaca angka-angka di atas. Mungkin Kamu termasuk orang yang disiplin dan
optimis bahwa Kamu atau pasangan Kamu tidak akan berselingkuh.
Realitanya, motif untuk berselingkuh
merupakan salah satu sifat alami manusia. Bertentangan dengan anggapan umum, perselingkuhan
tidak selalu terjadi karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi
dalam hubungan. Penelitian pada tahun
1985 mencatat 56% pria dan 34% wanita yang berselingkuh mengakui
bahwa pernikahannya sangat membahagiakan. Ini berarti ada faktor lain
yang membuat manusia mendambakan hubungan ekstra tersebut.
Pada tahun 2010, Binghamton University meneliti
keberadaan dopamine
receptor D4 polymorphism (DRD4 gene) dalam DNA setiap manusia.
Para peneliti menemukan ada variasi bentuk gen DRD4 itu yang membuat pria lebih
bergairah mencari tantangan/kepuasan dengan orang lain di luar pasangannya.
Penelitian University
of Queensland tahun 2014 kemarin menemukan bahwa 63% kasus
pria selingkuh dan 40% kasus wanita selingkuh terkait karena pengaruh unsur
genetik. Mereka juga menemukan sebuah variasi gen bernama AVPR1A yang membuat
wanita lebih bergairah untuk berselingkuh.
Selain kedua gen itu, motif berselingkuh juga
bisa ditemukan dalam hormon: pria dengan kadar testosteron tinggi atau wanita
dengan kadar estradiol tinggi cenderung mudah terpicu menginginkan orang lain
di luar pasangan resminya. Keberadaan unsur-unsur biologis itu memang tidak
otomatis membuat seseorang berselingkuh, namun dicurigai menambah motivasi/dorongan jika berada dalam kesempatan
yang tepat.
Dengan kata lain, ada sebagian orang yang
memang secara alami berbakat selingkuh.. sampai-sampai ada yang memelihara
anggapan bahwa selingkuh bisa memperkuat pernikahan.
Tentu ada sebagian orang lainnya tidak cukup
beruntung (atau sial?) menerima potensi/bakat genetik untuk berselingkuh. Apakah orang-orang tanpa variasi DRD4,
AVPR1A, testosteron/estradiol tinggi bisa aman bebas dari gairah berselingkuh? Menurut
saya tidak, mereka tetap akan berselingkuh karena ketidaksetiaan juga
sangat terkait keadaan dan interaksi sosial.
Jika seseorang bisa dipengaruhi oleh
lingkungan untuk menyakiti orang lain (baca tentang Milgram Experiment),
kira-kira seberapa mudahkah seseorang dipengaruhi untuk meraih kenikmatan
(baca: selingkuh)? Jawaban saya: keterlaluan sangat mudah dan alamiah.
Ada tiga social hacks yang seseorang lakukan
sehingga ‘terjerumus’ berselingkuh.
Langkah pertama, Kamu menyangkal dan
mendefinisikan keakraban dengan sang lawan jenis lain sebagai sebatas teman
ngobrol atau teman main. Bisa jadi itu benar, alias Kamu tidak berniat selingkuh. Kamu
berkali-kali menyakinkan diri sendiri dan pasangan bahwa si teman chatting itu
cuma-teman-saja, sambil tanpa sadar melakukan langkah kedua: menutupi intensitas
interaksi Kamu dengan si cuma-teman-saja, misalnya dengan tidak
bercerita tentangnya, tidak memperkenalkan dengan pasangan, menghapus chat log, curi-curi waktu
mengobrol dengannya, dsb.
Maksud Kamu baik: menutupi agar pasangan
tidak parno berpikir aneh-aneh tentang Kamu dan si cuma-teman-saja. Tapi efek
samping dari kerahasiaan itu adalah terciptanya dunia eksklusif antara Kamu dan
si cuma-teman-saja yang asyik, bagai permainan baru yang tersembunyi dan
menegangkan (baca tentang dopamin).
Seiring waktu, interaksi seru Kamu dengan si
cuma-teman-saja jadi lebih ada sensasi rasanya dibandingkan interaksi Kamu
dengan pasangan yang makin begitu-begitu saja. Ketika Kamu dan pasangan alami
konflik, secara alamiah Kamu melakukan langkah ketiga: berkeluh kesah tentang masalah
pasangan/hubungan Kamu kepada si cuma-teman-saja.
Tentu Kamu akan mendapat kenikmatan berupa
simpati, pembelaan, kelegaan, dsb dari si cuma-teman-saja. Sementara dari
pasangan, Kamu merasa cuma menerima konflik, tekanan, dan hal-hal jenuh
lainnya. Jika sudah sampai di titik ini, tidak peduli ada gen DRD4/AVPR1A atau tidak,
Kamu akan terdorong memelihara rasa spesial dengan si cuma-teman-saja. Pendek
kata, Kamu sedang dalam jalur berselingkuh.
Bibit perselingkuhan tersebut sudah
terjadi sejak lama (tepatnya sejak langkah kedua di atas), Kamu cuma baru
menyadarinya saja.
Saya ingin Kamu mengakhiri bacaan ini dengan
kesimpulan bahwa sehebat
apapun Kamu memilih pasangan dan memegang prinsip, Kamu tidak akan
pernah sepenuhnya aman dari potensi selingkuh.
Tren perselingkuhan tentu juga sama maraknya
di kalangan psikolog, coaches, therapists, motivator,
inspirator, dan berbagai profesi konselor lainnya. Tidak perlu jauh-jauh,
seperti saya sebut di atas saya pun pernah menyelingkuhi dan
diselingkuhi.
Ini adalah realita pahit tentang selingkuh yang
jarang sekali berani diakui, namun selalu terjadi di sekeliling kita. Di
sepanjang hidup ini Kamu pasti akan pernah beberapa kali terlibat selingkuh,
sengaja maupun tidak dan sebagai pelaku maupun sebagai korban. Segala sesuatu selingkuh pada
waktunya, karena kalau infant mengalami masa infancy maka adult juga mengalami masa adultery.
Tentu ini tidak berarti justifikasi untuk
melakukan perselingkuhan. Saya hanya ingin mengungkapkan sebuah perspektif yang
jarang sekali disadari orang. Daripada sok memusuhinya (tapi munafik
diam-diam melakukannya), lebih baik kita berusaha menerimanya sebagai bagian
kecil dari hubungan, sambil merenungkan situasi apa saja yang bisa
memicunya, bagaimana kita bisa meminimalisir potensinya, dan perbaikan
apa yang akan kita lakukan jika sadar sedang terlibat di dalamnya.
Menurut saya rajin mempertanyakan diri
sendiri ketiga hal itu adalah kunci yang bisa menyelamatkan hubungan
dan pernikahan Kamu.
Salah satu tokoh pernah berkata, “Extinction
is the rule. Survival is the exception,” saat membahas tentang evolusi manusia
dalam bukunya, The
Varieties of Scientific Experience. Bicara tentang evolusi hubungan
cinta, saya juga punya pKamungan yang berbunyi hampir senada: selingkuh adalah kewajaran, setia
adalah pengecualian.. atau lebih tepatnya, keahlian.
Kamu boleh setuju ataupun tidak setuju dengan
pandangan saya ini, tugas saya hanyalah membisikkan sedikit edukasi
agar Kamu bisa lebih tenang dan bijak bila nanti tiba waktunya.
Tak dipungkiri bahwa wanita akan lebih
berpotensi untuk jadi selingkuhan, terbukti dengan banyaknya kasus istri
“simpanan” dan banyaknya wanita yang mau dijadikan istri kedua, ketiga, bahkan
keempat. Hal ini menunjukkan bahwa wanita
sangat rentan akan jatuh cinta. Wanita akan merasa senang jika ia
tahu bahwa dirinya dicintai dan diinginkan. Makanya, mereka lebih susah
berpikir dengan logika saat perasaan cinta datang.
Wanita tak mampu menolak jika seseorang
datang mengisi hatinya yang kosong walaupun ia tahu jika pria yang mendekatinya
sudah memiliki pacar/istri.
Jika begini siapa yang salah?
Biasanya kasus jadi selingkuhan, saat
masih berstatus pacaran hanya sekadar main-main.
“Ah,
gue nggak serius sama dia. Dia kan udah punya pacar. We’re just having fun.”
Tapi, “bersenang-senang”
yang mereka ucapkan ternyata malah membawa petaka. Karena sadar nggak Ladies,
bahwa wanita sangat mudah terbawa suasana. Awalnya main-main, tiba-tiba jadi
suka beneran dan nggak bisa ninggalin pacarnya.
Kasus lain, yang memicu seseorang menjadi
selingkuhan adalah karena terlalu dekat saat curhat. Berawal dari teman dan
kamu sendiri yang sering curhat sama teman pria yang sudah punya pacar.
Hati-hati Ladies bahwa pria juga sering melihat kesempatan yang ada meskipun ia
sudah punya pacar. Apalagi jika kamu memiliki wajah yang menarik bagi mereka.
Awalnya cuma curhat karena gebetan yang kamu suka di kampus nggak pernah
nanggapi, lama-lama kamu sadar bahwa “teman curhatmu” ini lebih perhatian dan
peduli sama kamu. Dan pria melihat kesempatan ini untuk bisa “menjaring” kamu.
Dan kamu terjebak menjadi selingkuhan.
Pertanyaannya, jika begini siapa yang salah
menurut kalian?
Lucunya nih Ladies, saat kita menjadi selingkuhan
kita seolah menjadi pemilik utama dari si pria tersebut. Kita
lupa bahwa tindakan kalian salah karena terlalu mementingkan hati daripada
logika. Lupa bahwa ia memiliki pacar yang sesungguhnya. Padahal kamu hanya selingkuhan yang
keberadaannya biasanya disembunyikan oleh lelaki yang kalian cintai itu.
Dan Ladies, yang lebih lucunya, saat si pacar
sesungguhnya tahu bahwa kalian adalah selingkuhan pacarnya. Kalian akan
bertengkar. Dua
wanita yang disakiti oleh pria yang sama malah bertengkar dan memperebutkan
pria yang kalian sadari bahwa ia brengsek. Saya sadari bahwa
wanita memiliki sifat kompetisi yang tak mau kalah dengan wanita lain, apalagi
wanita yang telah merebut kekasihnya. Mereka tak berpikir untuk meninggalkan
pria tersebut.
Maka terjadilah kompetisi pihak yang
tersakiti dan pihak yang menyakiti. Dan si pria biasanya hanya diam, menonton
hasil kerjanya menjaring dua wanita.
Kompetisi di antara dua wanita sangat ketara
dengan melihatnya mereka secara diam-diam mengadu apa yang dimiliki, mulai dari
skill, kecantikan, kecerdasan, bahkan kemampuannya secara finansial terbukti
bahwa wanita mampu menyingkirkan wanita lain hanya dengan menunjukkan merek tas yang mereka miliki.
Saya sadari bahwa wanita sangat berbeda jika
dibandingkan gaya kompetisi pria. Kamu bisa melihat pria yang bisa saling tonjok
hanya karena wanita. Sedangkan wanita masih merasa gengsi untuk bertengkar
hanya karena pria. Makanya kompetisi
dilakukan dengan cara yang “halus” dan sembunyi-sembunyi. Di
luar mereka terlihat biasa dan saling sapa seolah tak ada yang merasa
tersakiti, padahal diam-diam mereka mulai mengadakan persaingan. Seperti mereka
berkompetisi membuat dirinya lebih menarik agar si pria tertarik dibandingkan
wanita selingkuhannya/pacar sesungguhnya. Hati-hati Ladies, membenci wanita
hanya akan membuat kalian tanpa sadar serupa dengannya, karena di pikiran
kalian hanya dipenuhi wanita saingan tersebut sehingga tanpa sadar mengikuti
gaya mereka.
Kasus perselingkuhan tak lagi membuat
wanita-wanita tersebut meninggalkan si pria. Mereka akan tetap di samping pria
dan menunggu siapa yang akan dipilih oleh si pria. Berharap mendapatkan si bad boy dan merasa
menang. Memang, pesona bad
boy terasa lebih menantang ketimbang dengan pria baik-baik.
Mereka dianggap mampu membahagiakan wanita karena lebih berpengalaman. Mereka
tahu bagaimana membuat wanita merasa diinginkan makanya wanita tak semudah itu
meninggalkan, meskipun sudah disakiti.
Tragis.
Ladies, saat kalian berada di posisi menjadi
selingkuhan atau berpikir seperti itu (dengan alasan hanya main-main sekalipun)
sebaiknya dihentikan ladies. Karena
itu hanya akan membuat martabat kalian sebagai wanita sangat buruk. Kalian
menyakiti sesama kaum wanita.
Karena ingat ladies, jika kalian sudah
mendapat pria ini seutuhnya—di mana ia meninggalkan pacarnya dan lebih memilih
kamu, tak menutup
kemungkinan ia juga akan mencari wanita lain. Karena selingkuh
itu seolah candu dan membuat pria menyukainya. Pria menganggap bahwa ia
diinginkan oleh banyak wanita makanya ada kemungkinan ia akan mengulanginya
lagi.
Dan ZONK! kamu merasakan apa yang dirasakan
wanita yang menjadi saingan kamu dulu.
Ladies, jangan mau menjadi wanita bodoh hanya
karena dia bad
boy. Ia
memang jago membahagiakan kamu, tapi ia juga sangat jago menyakiti kamu.
Ingat, Ladies jangan mau jadi selingkuhan,
ya.
Memang sih, nggak semua
“orang ketiga” ini merupakan pihak yang bersalah atau pihak yang perlu
bertanggung jawab akan putusnya hubungan asmara orang lain. Kadang, bisa jadi
pria/wanita di dalam hubunganlah yang berniat selingkuh atau tergoda dengan si
“orang ketiga”, tanpa disadari oleh pihak ketiganya. Sehingga hasilnya
seakan-akan pihak ketiga ini yang ingin menghancurkan hubungan asmara.
Tapi, nggak menutup
kemungkinan juga kalau “orang ketiga” ini menyukai pasanganmu dan berniat
memisahkan kalian berdua. Dia terus datang mengusik hubungan kalian.
Awalnya kamu dan pasangan bisa menahan diri dan mengacuhkan si pihak ketiga.
Tetapi, lama-kelamaan kehadiran dirinya dapat membuat kamu dan pasangan jadi
saling bertengkar, saling curiga, hingga bisa berakhir dengan kata putus.
Nggak mau terjadi seperti
itu kan? Kamu bisa mencegah hadirnya “orang ketiga” dalam kehidupan
asmaramu kok. Pun kalau ia datang, seenggaknya kamu dan pasangan bisa
mengantisipasinya dengan baik.
Inilah 4 tipsnya.
- Jadi
Lebih Sensitif, Namun Nggak Berlebihan
Kamu harus lebih waspada
dengan setiap orang yang berpotensi jadi pihak ketiga dalam hubunganmu. Bukan
berarti kamu jadi orang yang insecure, yang posesif, yang jadi menuduh semua
lawan jenis di sekitar kalian adalah pihak ketiga dalam hubunganmu. Cukup
jadi lebih sensitif saja. Kamu nggak akan pernah tahu, bisa jadi
temanmu sendiri yang akan menjadi pihak ketiga dalam hubungan asmaramu, atau
mungkin mantan yang lama hadir kembali dan ingin balikan. Who knows?
- Jaga
Jarak dengan Orang-Orang Tertentu
Kalau kamu merasa ada orang
yang mencoba bersikap baik seperti pacar padamu atau pada pasangan (misalnya
mantan atau teman terdekat), lebih baik wasapada dan jaga jarak dengan dirinya.
Memang belum sepenuhnya benar bahwa dia menyukai kamu atau pasangan, tetapi
jauh lebih baik menjaga jarak dengan orang seperti itu. Kalian berdua perlu
menjaga perasaan satu sama lain. Tentunya kamu nggak ingin ada orang lain yang
bersikap lebih mesra pada pasanganmu, melebihi kamu sendiri bukan?
- Tetap
Fokus Pada Hubunganmu
Jangan sampai kehadiran
“orang ketiga” mengubah pusat perhatian kamu. Tadinya kamu fokus pada pasangan, sekarang kamu
malah memikirkan si pihak ketiga itu terus-menerus. Lama-lama kamu baru
menyadari bahwa pasanganmu kehilangan perhatianmu, dan dia mendapatkan kasih
sayang dari si pihak ketiga itu. Jadi, lebih baik tetap jaga perhatianmu pada
pasangan. Tingkatkan kedekatan dan keharmonisan hubungan kalian berdua. Jangan
berikan kesempatan si pihak ketiga untuk bisa memberikan perhatiannya pada
pasangan atau padamu.
- Selesaikan
Masalah Bersama-sama
Kalau ada masalah yang
terjadi dalam hubunganmu, lebih baik selesaikan dengan baik dan tuntas. Bila
kesalahan yang sama terus terjadi berulang kali, kamu maupun pasangan bisa
merasa bosan. Saat seperti inilah yang menjadi kesempatan bagus untuk pihak
ketiga hadir dalam hubungan kalian. Pihak yang merasa bosan pun mudah tergoda
untuk berselingkuh.
Selain 4 tips di atas, kamu
dan pasangan perlu menanamkan komitmen untuk saling setia dan bertahan pada
satu sama lain. Kamu dan pasangan harus berusaha menciptakan hubungan
yang harmonis dan menyenangkan. Dengan begitu, “orang ketiga” pun akan
susah masuk dalam hubunganmu.
Okay.. sampai sini saja tulisan Romance Class
;) udah banya juga yang dibahas wkwkwkw..
Yang mau bertanya sila komen atau DM di
twitter atau instagram saya @rahmaddanan, tanya apapun bab Romansa, pasti
dijawab.
So.. Thanks for read my paper, and stay happy
n charming ;)
RahmadDanan
RomanceClass
Komentar
Posting Komentar